ETNOBOTANI TUMBUHAN BERKHASIAT OBAT DI KAWASAN HUTAN DESA BALLA TUMUKA KABUPATEN MAMASA
Isi Artikel Utama
Abstrak
Tradisi pengobatan tradisional oleh masyarakat berlangsung secara turun-temurun dan didukung oleh sumber daya alam yang terdapat pada hutan Desa Balla Tumuka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan obat dan cara pemanfaatannya oleh masyarakat Desa Balla Tumuka. Metode penelitian adalah deskriptif eksploratif dengan Teknik pengumpulan data wawancara mendalam pada 43 orang responden. Hasil penelitian menemukan ada 17 jenis tumbuhan yang digunakan masyarakat untuk pengobatan, diantaranya Ageratum conyzoides, Hyptis capitata, Spatholobus ferrugenus, Agathis dammara dan lainnya. Bagian tumbuhan yang digunakan adalah daun, batang, akar, buah, getah dan umbi. Cara pengolahannya dengan direbus, dibakar, ditumbuk dan dimakan langsung. Penyakit yang dapat diobati seperti luka sayat, maag, kencing manis, batuk, kolesterol.
Kata kunci: etnobotani, hutan Balla Tumuka, pengobatan tradisional, tumbuhan obat.
Rincian Artikel
Referensi
Dani, BYD., Wahidah, BF., dan Syaifudin, A. (2019). Etnobotani Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam.) di Desa Kedungbulus Gembong Pati. Journal of Biology and Applied Biology, 2(2), 44-52.
Dewi, NKAA., Dewi, GAPC., Megawati, F., Yuda, PESK., dan Cahyaningsih, E. (2023). Kajian Empiris dan Etnofarmasi Tumbuhan Hutan Berkhasiat Obat Asal Desa Adat Tenganan Pegringsingan Karangasem Bali sebagai Antinyeri dan Antiinflamasi. Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia, 16(2), 54-66.
Gunarti, NS., Fikayuniar, L., dan Hidayat, N. (2021). Studi Etnobotani Tumbuhan Obat di Desa Kutalanggeng dan Kutamaneuh Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Karawang Jawa Barat. Majalah Farmasetika, 6, 14-23.
Hidayat, S., dan Napitupulu, R.M. (2015). Kitab Tumbuhan Obat. AgriFlo (Penebar Swadaya Grup): Jakarta.
Ikhsan, ID. (2022). Inventarisasi Penggunaan Tumbuhan Masyarakat Suku Jawa Desa Kare dan Desa Cermo Kecamatan Kare Kabupaten Madiun Berdasarkan Etnobotani. Journal of Pharmaceutical Science and Medical Research, 5(1), 08-17.
Kristianti, Oramahi, dan Yanti, H. (2013). Studi Etnobotani Tumbuhan Obat yang Dimanfaatkan di Desa Bani Amas Kecamatan Bengkayang Kabupaten Bengkayang. Jurnal Hutan Lestari, 1(3).
Nurhaida, Usman, F.H., dan Tavita, G.E. (2015). Studi Etnobotani Tumbuhan Obat di Dusun Kelampuk Kecamatan Tanah Pinoh Barat Kabupaten Melawi. Jurnal Hutan Lestari, 3(4), 526-537.
Rahmawati, N., Sholikhah, IYM., Subositi, D., Widodo, H., Mujahid, R., Haryanti, S., and Widiyastuti, Y. (2023). Medicinal Plants Used for Antihiypercholesterolemia in Ethnic Groups of Celebes Island, Indonesia. Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia, 16(2), 34-43.
Safani, E. E., Kuharjito, W.A.C., Lestari, A., dan Purnama, E. R. (2019). Potensi Ekstrak daun Bandotan (Ageratum conyzoides L.) sebagai Spray untuk Pemulihan Luka Mencit yang terinfeksi Staphylococus aureus. Biotropic, 3(1), 68-78.
Setyowati, F.M. (2010). Etnofarmakologi dan Pemakaian Tanaman Obat Suku Dayak Tunjung di Kalimantan Timur, LIPI, Bogor. Artikel Media Litbang Kesehatan, 20(3), 104-112.
Syamsiah, Karim, H., Arsal, A.F., dan Sondok, S. (2021). Kajian Etnobotani dalam Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional di Kecamatan Pana Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Jurnal Bionature, 22(2), 1-12.
Syamsudin, S., Karim, FF., Irundu, D., dan Kusumaningrum, L. (2022). Etnobotani Tumbuhan Hutan sebagai Obat Tradisional oleh Masyarakat Desa Ratte Kabupaten Polewali Mandar. Pangale: Journal of Forestry and Environment. 2(2), 21-32.
To'bungan, N. (2020). Pemanfaatan dan Skrining Fitokimia Infusa Daun Rumput Knop (Hyptis capitata Jacq.). Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, 1(1), 149-154.