Penerapan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) pada Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Riau

Isi Artikel Utama

Siti Nurjannah
Galuh Masyithoh
Arzyana Sunkar
Ervizal Zuhud

Abstrak

Perkebunan kelapa sawit menjadi komoditas unggulan di Indonesia. Hal ini menghasilkan luasan perkebunan kelapa sawit semakin meningkat. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia diwajibkan melakukan sertifikasi ISPO dan RSPO untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit secara berkelanjutan. Salah satu prinsip yang harus dilakukan yaitu pengelolaan lingkungan hidup,  sumberdaya alam, dan keanekaragaman hayati pada kawasan lindung atau areal konservasi tinggi (NKT). NKT merupakan salah satu instrument penilaian sertifikasi ISPO maupun RSPO. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis penerapan NKT dalam perkebunan kelapa sawit. Penelitian dilakukan pada 7 perusahaan kelapa sawit Provinsi Riau dengan metode wawancara terpadu, analisis dokumen, dan melihat langsung di lapangan dengan melakukan inventarisasi potensi NKT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2016, 6 dari 7 perusahaan telah melakukan kajian NKT, sedangkan satu diantaranya dilakukan penilaian NKT pada tahun 2017. Jenis NKT yang ditemukan yaitu NKT 1.2, NKT 1.3, NKT 4.1, NKT 4.2, NKT 4.3, NKT 5, dan NKT 6. Hasil pengamatan di lapangan sudah terdapat papan informasi pada beberapa NKT dan pengayaan jenis tumbuhan. Jenis NKT pada dokumen dan inventarisasi di lapangan menunjukkan hasil yang hampir sepadan. Hasil inventarisasi mamalia dan burung terdapat perbedaan karena pengambilan data pada tahun yang berbeda. Terdapat beberapa NKT 4 (sempadan sungai) masih ditanami kelapa sawit. Pengelolaan yang dilakukan pada areal sempadan sungai yaitu tidak dilakukan penanaman kembali kelapa sawit, pengayaan jenis tumbuhan lokal, dan tidak menggunakan pupuk kimia.

Rincian Artikel

Bagian
Artikel